Jakarta Lukisan komputerisasi karya pekerja seni dengan autisme, Angkasa, 23 tahun tengah tampil di Djournal Coffe Grand Indonesia Jakarta Sentra.
Angkasa memberikan penghormatan kepada karya seni ternama seperti Picasso Self Portrait, American Gothic, dan Monalisa dengan menggabungkan keindahan visualnya yang hidup dan kuat. Sempurna ada enam karya yang dilukis secara komputerisasi oleh Angkasa untuk tampil di Djournal Coffee.
Selain Angkasa, ada sebagian karya pekerja seni neurodivergent lainnya spaceman pragmatic yang ditampilkan Djournal Coffee di Gandaria City, Pacific Place dan Kuningan City Jakarta.
Neurodivergent adalah sebutan untuk membuktikan seseorang yang memiliki metode kerja otak yang berbeda dibandingi mereka yang dianggap standar atau tipikal. Mereka memiliki daya dan tantangan yang berbeda dengan orang yang otaknya tidak memiliki perbedaan tersebut. Tersebut ini berkaitan dengan kondisi medis, kesanggupan belajar atau hal lain seperti mengutip Cleveland Clinic.
Jual Merchandise Artis Disablitas
Selain menyediakan ruang pameran, coffee shop yang tengah mengkampanyekan #GratitudeWithNoLimit juga menyediakan komputerisasi exposure serta ruang untuk memasarkan merchandise karya pekerja seni dengan disabilitas.
Karya-karya tersebut diciptakan dengan teknologi AR yang membikin hasil seni menjadi terlihat hidup. Seluruh pendapatan dari penjualan merchandise akan lantas diberi kepada Tab Space–wirausaha sosial berbasis di Bandung yang mensupport pekerja seni penyandang disabilitas (neurodivergent)–
“Selain memberikan ruang pameran, masyarakat juga dapat membeli merchandise karya pekerja seni neurodivergent di 5 outlet Djournal Coffee adalah Paris Van Java, 23 Paskal, Grand Indonesia, Gandaria City, dan Pacific Place,” kata James Hezekiah, Marketing Manager Djournal Coffee.