Tenaga Pendidikan Universitas Gadjah Mada (UGM) Subarsono menilai, saat ini penting juga mempertimbangkan sekolah yang memiliki program ekstrakurikuler (Ekskul) terkait literasi digital.
Subarsono mengatakan, program ekstrakurikuler ini penting karena saat ini dunia digital sedang sbobet berkembang pesat. “Cara memanfaatkan teknologi digital, membaca Internet,
Subarsono mengatakan saat ini situasi dunia sudah berubah dan masyarakat hidup di era digital dan globalisasi. Siswa juga hidup di era digital dan global.
Oleh karena itu penting untuk memberikan mereka pembelajaran yang mendukung kecerdasan, misalnya dalam penggunaan alat digital.
“Tentunya mereka mampu merespon perubahan global, misalnya kemampuan berjejaring, berkolaborasi, berkomunikasi dalam bahasa asing, saya kira itu lebih penting dibandingkan mereka yang melakukan penelitian,” ujarnya.
Diakui Subarsono, sumber daya digital yang tersedia di setiap daerah tidak sama, sehingga daerah yang jauh dari kota bisa menyelenggarakan program sesuai kondisi setempat.
“Saya kira dengan cara ini mereka akan memiliki keterampilan umum yang memungkinkan mereka, ketika dewasa, mengelola alam lingkungannya, memeliharanya, menatanya, dan sebagainya,” jelas Subarsono.
Terkait pencabutan pramuka dan ekstrakurikuler paksa di sekolah, Subarsono menilai hal tersebut wajar jika didasari oleh pendidikan.
Subarsono mengatakan, tes yang dulunya bersifat wajib, namun seiring berjalannya waktu menjadi opsional.
“Oleh karena itu, sifat kegiatan ekstrakurikuler harus selalu dikaji ulang apakah mendukung kurikulum inti,” pungkas Subarsono.