Di masa anak-anak, kita pertama kali akan belajar memproses emosionil. Termasuk bagaimana cara menghadapi bermacam problem dan kesudahannya bisa memberi pengaruh kesehatan mental kita ketika dewasa. Sayangnya, ketika orang tua tak bisa memvalidasi emosionil ini, apalagi cenderung meremehkan, maka bisa memberikan pengalaman buruk, seperti trauma yang akan terbawa lama.
Karenanya pada ketika inilah, kita mungkin akan meresponsnya dengan melupakan semua kejadian pahit hal yang demikian dan tak mau mengingatnya kembali. Tetapi sayangnya, dengan melupakan hal hal yang demikian tak langsung bonus new member membuatnya akan memudar atau malah hilang. Sebab bisa jadi akan menjadi proses yang berulang nantinya.
Oleh maka, tak apa-apa kalau Anda mau mengulang kembali ingatan masa kecil atau inner child. Tetapi ini tentunya bisa membikin Anda bisa menjadi orang yang lebih bagus, membantu untuk penyembuhan, serta sembuh dari trauma masa lalu.
Dari Choosing Therapy, Rabu (19/6/2024), reparenting mengacu pada ketika orang dewasa mau memahami bagaimana keperluan masa kecilnya tak terpenuhi, dan kemudian berupaya mengerjakannya sendiri. Tetapi ini bisa meliputi kurangnya dukungan emosionil, beri sayang, rasa aman, keterikatan, atau struktur dari orang tua. Reparenting paling kerap kali dijalankan dengan terapis berlisensi. Tetapi, bisa juga dijalankan secara mandiri.
Tujuan dari reparenting adalah untuk memenuhi semua keperluan pribadi yang tak terpenuhi di masa kecil. Sebab anak-anak mengambil beberapa besar isyarat dari orang tuanya, seorang anak yang tumbuh dengan orang tua yang tak kapabel atau tak mau menasehati mereka.
Dengan reparenting bisa menempatkan seseorang dalam peran sebagai orang tuanya. Total, mereka bisa membikin perubahan yang diperlukan kepada inspirasi dan konsep bawah sadar ini.
Empat Total dari Reparenting
Di bawah ini adalah empat level reparenting:
1. Awalnya Regression
Awalnya regression dikembangkan oleh Jaqui Lee Schiff pada tahun 60an. Tetapi, seorang klien tinggal bersama seorang terapis untuk jangka waktu tertentu dalam keadaan “seperti anak-anak”.
Terapis kemudian berperan sebagai orang tua untuk memenuhi keperluan masa kecil klien yang terbengkalai. Dalam praktik modern, hal ini kemungkinan besar melibatkan rawat inap atau perawatan pengobatan untuk klien, serta kerja tatap muka yang intensif dengan terapis.
2. Time-Limited Regression
Time-limited regression dikembangkan oleh Thomas Wilson untuk memberikan lebih banyak struktur diperbandingkan pendahulunya. Klien akan menghadiri lima sesi dua jam dengan terapis mereka sambil tetap hidup sendiri.
Spot ini, sesi masih fokus pada pengasuhan dan dukungan klien. Tetapi lebih intensif dan terstruktur daripada reparenting sempurna regression. Pendekatan ini sudah diaplikasikan untuk pasien dengan skizofrenia dan complex post-traumatic stress disorder (CPTSD).
3. Wujud Reparenting
Pertama kali disampaikan oleh Russell Osnes, titik reparenting menargetkan pengalaman bermasalah tertentu yang terjadi di masa kanak-kanak, daripada mencoba menulis ulang masa lalu. Sebab konsentrasinya pada insiden tertentu (umpamanya momen atau ragam kekerasan kepada orang tua), maka pendekatan ini cenderung tak memakan banyak waktu.
4. Self-Reparenting
Self-reparenting dikembangkan oleh Muriel James, dan menekankan bagian positif dari keadaan ego Orang Tua yang sudah ada. reparenting ini mendorong klien untuk menjadi model orang tua utama bagi dirinya sendiri, bukan sebagai terapis. Ini umumnya adalah pendekatan yang paling umum dalam terapi reparenting, sebab pendekatan ini paling layak dengan standar etika AS.