BPD atau Borderline personality disorder atau gangguan kepribadian ambang, merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang perlu diwaspadai. Pasalnya, kondisi ini memengaruhi cara seseorang berpikir tentang dirinya sendiri sekaligus orang lain.
Akibatnya, pengidap BPD dapat mengalami hambatan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari. Selain itu, pengidap kondisi ini juga rentan mengalami kesulitan dalam mengelola perilaku data sgp dan emosi, dan masalah citra dirinya sendiri.
Perlu diketahui bahwa BPD umumnya terjadi pada awal usia dewasa, dan umumnya membaik seiring bertambahnya usia. Kendati demikian, kondisi mental yang satu ini juga dapat terjadi pada remaja. Nah, jika terjadi pada remaja, kira-kira bagaimana BPD dapat diatasi? Yuk, simak informasinya di sini!
Cara Mengatasi BPD pada Remaja
Meskipun BPD adalah kondisi yang serius dan kompleks, ada beberapa perawatan efektif tersedia yang dapat membantu mengelola dan mengurangi gejalanya. Gangguan kepribadian ambang pada umumnya diobati melalui psikoterapi dan sering kali dikombinasikan dengan obat-obatan.
Kendati demikian, perawatan juga akan bervariasi, tergantung dari tingkat keparahan gejala pada pengidapnya. Karena itu, penting bagi remaja yang terindikasi mengidap BPD untuk mendapatkan diagnosis akurat. Nah, berikut adalah beberapa cara mengatasi BPD pada remaja, secara umum:
1. Psikoterapi
Ada beberapa jenis psikoterapi yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi BPD. Contohnya seperti terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi perilaku dialektis (DBT). Untuk CBT, terapi ini diketahui berguna untuk membantu seseorang belajar mengenali dan mengubah pikiran negatif yang berkontribusi pada gejala kondisi BPD.
Sementara itu, DBT dapat membantu seseorang mengatasi perilaku destruktif, mempelajari keterampilan baru, dan menemukan cara untuk menoleransi tekanan dan emosi yang sulit. Menariknya lagi, DBT juga telah diadaptasi untuk digunakan secara khusus pada remaja yang mengidap BPD. Khusus untuk remaja, DBT dapat melibatkan psikoterapi individu dan pelatihan keterampilan keluarga.
2. Penggunaan obat-obatan
Terdapat beberapa obat yang telah terbukti mengurangi beberapa gejala dari borderline personality disorder. Kendati demikian, penggunaan obat mungkin sangat efektif bila digunakan bersama dengan psikoterapi. Selain membantu meredakan gejala BPD, pemberian obat-obatan juga dapat membantu kondisi kesehatan mental yang dapat menyertai kondisi ini, seperti kecemasan atau depresi. Berikut adalah obat-obatan tersebut, yaitu:
- Antipsikotik generasi kedua, yang dapat berguna untuk mengelola risiko bunuh diri bila digunakan bersamaan dengan psikoterapi.
- Obat anti-kecemasan dapat diresepkan dalam jangka pendek untuk membantu mengelola beberapa gejala. Namun, antidepresan jenis benzodiazepin tidak boleh diresepkan untuk mengobati BPD.
- Obat-obatan seperti Ritalin (methylphenidate) dan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) juga dapat diresepkan. Obat ini bermanfaat untuk mengatasi ADHD dan depresi yang mungkin terjadi bersamaan dengan BPD.
- Melatonin mungkin juga berguna untuk mengobati insomnia, yang sering menyertai BPD.
3. Perawatan di rumah sakit
Jika gejala BPD sudah parah, dokter atau psikiater mungkin akan menyarankan pengidapnya tinggal sementara di rumah sakit untuk menjalani perawatan. Penting untuk diingat bahwa pengidap BPD tidak perlu merasa malu jika perlu dirawat di rumah sakit. Sebab, mendapatkan perawatan yang dibutuhkan adalah bagian penting dari perawatan diri.
Itulah cara mengatasi borderline personality disorder (BPD) pada remaja. Mulai dari melakukan psikoterapi, menggunakan obat-obatan, atau kombinasi keduanya, hingga perawatan di rumah sakit.
Nah, jika kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala BPD, segeralah periksakan kondisimu ke dokter. Gejala BDP sendiri bisa berupa perubahan suasana hati secara intens, kesulitan mempertahankan hubungan sosial, merasa depresi, atau bahkan memiliki pikiran untuk melukai diri sendiri.